Halo rekan pembaca sekalian, saya adalah mahasiswa 2A MBP PNB (Politeknik Negeri Bali) jurusan Pariwisata. Di blog ini, saya akan membagi semua pengalaman saya selama menjadi mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata. Nah status saya sebagai mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata tentunya membuat saya harus mempelajari segala hal mengenai dunia kepariwisataan.
Postingan dari mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata ini masih berhubungan dengan hari pendidikan. Nah lewat artikel dari mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata ini akan dibagikan info yang masih berkaitan dengan Hari Saraswati. Semoga artikel dari mahasiswa 2A MBP PNB ini bisa berguna.
Masih berhubungan dengan hari pendidikan, sebelumnya penulis memberikan gambaran tentang sosok Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia sehubungan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan menjelaskan sedikit tentang sosok Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dalam agama Hindu mengingat bahwa pada hari Sabtu, 2 Mei 2015 ini selain jatuh sebagai Hari Pendidikan Nasional, juga diperingati oleh umat hindu sebagai hari jatuhnya ilmu pengetahuan kedunia atau hari Saraswati. Membicarakan tentang hari Saraswati, tidak akan lepas kaitannya dari Dewi Saraswati itu sendiri. Oleh karenanya, penulis ingin memberikan sedikit gambaran mengenai Dewi Saraswati.
Saraswati (Dewanagari: सरस्वती; IAST: Sarasvatī) adalah salah satu dari tiga dewi utama dalam agama Hindu, dua yang lainnya adalah Dewi Sri (Laksmi) dan Dewi Uma (Durga). Saraswati adalah sakti (istri) dari Dewa Brahma, Dewa Pencipta.
Saraswati berasal dari akar kata sr yang berarti mengalir. Dalam Regweda V.75.3, Saraswati juga disebut sebagai Dewi Sungai, disamping Gangga, Yamuna, Susoma dan yang lainnya.
Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam agama Hindu. Nama Saraswati tercantum dalam Regweda dan juga dalam sastra Purana (kumpulan ajaran dan mitologi Hindu). Ia adalah dewi ilmu pengetahuan dan seni. Selain sebagai dewi ilmu pengetahuan dan seni, Saraswati juga dipuja sebagai dewi kebijaksanaan.
Saraswati di gambarkan sebagai kekuatan feminin dan aspek pengetahuan — sakti — dari Brahman. Sebagaimana pada zaman lampau, ia adalah dewi yang menguasai ilmu pengetahuan dan seni. Pada masa lampau diyakini, dengan menguasai ilmu pengetahuan dan seni, adalah salah satu jalan untuk mencapai moksa (pembebasan dari kelahiran kembali).
Dewi Saraswati digambarkan sebagai sosok wanita cantik, dengan kulit halus dan bersih, merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Ia tampak berpakaian dengan dominasi warna putih, terkesan sopan, menunjukan bahwa pengetahuan suci akan membawa para pelajar pada kesahajaan. Maka dari itu, seseorang yang dipenuhi oleh ilmu pengetahuan akan memancarkan aura daya tarik yang luar biasa, yang mampu menarik orang-orang di sekitarnya untuk mendekat.
Saraswati dapat digambarkan duduk atau berdiri diatas bunga teratai, dan juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci darinya, yang mana semua itu merupakan simbol dari kebenaran sejati. Selain itu, dalam penggambaran sering juga terlukis burung merak.
Dewi Saraswati digambarkan memiliki empat lengan yang melambangkan empat aspek kepribadian manusia dalam mempelajari ilmu pengetahuan: pikiran, intelektual, waspada (mawas diri) dan ego.
Di masing-masing lengan tergenggam empat benda yang berbeda, yaitu:
- Lontar (buku), adalah kitab suci Weda, yang melambangkan pengetahuan universal, abadi, dan ilmu sejati.
- Genitri (tasbih, rosario), melambangkan kekuatan meditasi dan pengetahuan spiritual.
- Wina (kecapi), alat musik yang melambangkan kesempurnaan seni dan ilmu pengetahuan. Juga merupakan simbol keharmonisan pikiran, budhi, kehidupan dengan alam lingkungan.
- Damaru (kendang kecil).
Angsa berenang di air tanpa membasahi bulu-bulunya, yang memiliki makna filosofi, bahwa seseorang yang bijaksana dalam menjalani kehidupan layaknya orang biasa tanpa terbawa arus keduniawian.
Burung Merak adalah perlambang suatu kewibawaan, sehingga seseorang telah memahami hakekat ilmu pengetahuan dengan baik dan benar akan memancarkan aura kewibawaan, disegani dan dihormati oleh masyarakat.
Perayaan Hari Raya Saraswati sesuai petunjuk lontar Purwadhi Gama Sesana, adalah bertujuan untuk meningkatkan intelektualitas kita sebagai umat manusia, agar tercapai keseimbangan jiwa yang bermoral tinggi, untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dengan menjunjung nilai-nilai kebersamaan dan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat.
Hari Raya Saraswati hendaknya dijadikan momentum untuk meningkatkan pembelajaran diri dengan menumbuhkan perilaku atau perbuatan-perbuatan yang baik dan benar.
Demikianlah postingan mengenai Dewi Saraswati pada kali ini. Semoga momentum ini akan makin meningkatkan semangat para pelajar dan juga orang-orang yang berkecimpung didalamnya untuk semakin mengamalkan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Semoga postingan ini bermanfaat.
Salam hangat dari Bali :) Salam dari mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar