Halo rekan pembaca sekalian, saya adalah mahasiswa 2A MBP PNB (Politeknik Negeri Bali) jurusan Pariwisata. Di blog ini, saya akan membagi semua pengalaman saya selama menjadi mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata. Nah status saya sebagai mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata tentunya membuat saya harus mempelajari segala hal mengenai dunia kepariwisataan.
Mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata kali ini akan berbagi tentang dampak pariwisata dari aspek budaya. Info dari mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata ini semoga bisa bermanfaat. Silahkan membaca info dari mahasiswa 2A MBP PNB Pariwisata ini.
Budaya sangat mempengaruhi prospek dari kegiatan pariwisata, budaya mencerminkan keadaan sosial dan alam suatu wilayah yang akan menjadi destinasi pariwisata. Budaya Indonesia misalnya, budaya Indonesia sangat beragama, maka dari itu keragaman budaya Indonesia menjadikan daya tarik tersendiri untuk para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Budaya tidak akan pernah lepas dengan pariwisata, karena budaya ada sangkut pautnya dengan pariwisata yaitu tanpa adanya budaya kegiatan pariwisata tidak akan menarik lagi, akan terasa hambar dikarenakan budayalah yang menarik perhatian para wisatawan tersebut. Dengan adanya budaya jugalah mereka mengetahui seluk beluk serta kebiasaan daerah yang mereka kunjungi dan apabila ada budaya yang menurut mereka unik akan memberi rasa puas tersendiri untuknya.
Pariwisata itu sangat bergantung pada budaya yang dimiliki setiap daerah. Seperti halnya Indonesia yang memiliki berbagai ragam kebudayaan. Misalnya sebuah tarian, sejarah suatu tempat, rumah adat, candi, prasasti, kebiasaan masing – masing daerah, dsb. Unsur-unsur kebudayaan itulah yang harus ditonjolkan dan harus digali lebih dalam lagi. Karena itu akan berdampak pada besar kecilnya prosentase angka wisatawan yang berkunjung untuk berwisata ke Indonesia. Semakin banyak budaya yang ada di Indonesia, semakin banyak pula wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke Indonesia.
Pariwisata dan budaya adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, diantara keduanya membentuk hubungan saling menguntungkan (simbiosis mutualisme). Pariwisata tanpa adanya budaya dari masyarakat hanya akan menjadi suatu kegiatan “jalan-jalan” biasa, sehingga dalam perkembangannya bisa saja periwisata di daerah tersebut tidak dapat berkembang karena terlalu monoton. Begitu juga dengan budaya, budaya tidak akan bisa diketahui oleh masyarakat luas tanpa adanya kegiatan pariwisata. Budaya di suatu daerah bisa menjadi suatu ikon pariwisata yang akan menjadi daya tarik wisata. Jadi hubungan diantara pariwisata dan budaya bisa menimbulkan berbagai keuntungan.
Dampak positif pariwisata dari aspek Budaya :
a. Adanya berbagai bentuk kesenian yang dikomersilkan sebagai konsumsi bagi wisatawan menjadi suatu sumber pendapatan baru yang terbuka bagi masyarakat dan juga kegiatan ini dapat menjaga kelestarian aspek-aspek kebudayaan itu sendiri. Terjadinya tukar menukar kebudayaan antara wisatawan dan masyarakat lokal dimana wisatawan dapat lebih banyak mengenal kebudayaan serta lingkungan yang lain dan penduduk local juga mengetahui tempat-tempat lain dari cerita wisatawan menjadi salah satu media dalam pengembangan kawasan budaya.
b. Adanya akulturasi kebudayaan, karena adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Disamping itu, kebudayaan-kebudayaan daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia akan terus berkembang. Ini disebabkan oleh adanya wisatawan yang datang berkunjung untuk melihat dan mengenal lebih dekat kebudayaan asli tersebut. Hal ini tentunya juga akan menyebabkan terjadinya penggalian nilai-nilai budaya asli untuk dikembangkan dan dilestarikan.
Dampak negatif pariwisata dari aspek budaya :
Selain menimbulkan dampak positif seperti apa yang telah diuraikan diatas, pariwisata juga menimbulkan dampak negative, meliputi adanya proses komodifikasi, peniruan, dan profanisasi (Shaw and Williams, dalam Ardika 2003 : 25). Pariwisata dapat mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, akan tetapi dapat mengakibatkan tereksploitasinya kebudayaan secara berlebihan demi kepentingan pariwisata. Tentu hal ini akan berdampak negative terhadap perkembangan budaya. Ini sering terjadi akibat adanya komersialisasi kebudayaan dalam pariwisata.
Salah satu contoh nyata adalah :
Bali yang merupakan daerah wisata yang berkembang amat pesat di Indonesia. Banyaknya turis-turis yang berkunjung ke Bali, baik turis domestik maupun internasional telah membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan daerah itu sendiri. Sedangkan dari segi sosial budaya, Bali merupakan sarana yang tepat bagi pengenalan dan promosi kebudayaan Indonesia kepada dunia internasional.
As claimed by Stanford Medical, It's really the ONLY reason this country's women live 10 years more and weigh on average 19 kilos less than we do.
BalasHapus(And actually, it is not related to genetics or some secret-exercise and EVERYTHING about "HOW" they are eating.)
BTW, What I said is "HOW", and not "what"...
CLICK this link to find out if this quick test can help you release your true weight loss potential